Senin, 12 Desember 2016

TAK PERLU KAU MALU DIBALIK KEKURANGANMU

Sore tadi cukup berbeda dengan sore biasanya. Aku membeli abah bakso bakar seperti biasanya. Banyak juga yang ngantri beli ternyata. Aku mendapat giliran pesan lalu kubayar sekalian sebelum bakso bakarku jadi. Baru sebentar aku memberikan uang bayaran tadi, muncul mbak-mbak seusiaku. Ya mungkin lebih tua atau lebih muda kayaknya lebih muda deh (duh berarti aku dah tua ya ?). dia memakai kaos dan celana pendek. Ada yang aneh dengannya, kulihat dia berjalan tanpa menggunakan sandal atau sepatu seperti orang lain pada umumnya. Mbaknya berjalan disusul ibunya di belakangnya. Dia langsung mendekati abah bakso bakar, tanpa sepatah kata pun. Bahkan mendekatinya di dekat tempat pembakarannya bahkan hampir tak ada jarak dengan pemanggangnya. Rupanya mbaknya penasaran dengan bakso bakar tersebut. Mbaknya diam saja. Aku dari belakang hanya melihat mbaknya. Dan teryata setelah kulihat... sepertinya maaf dia diberikan anugrah yang lebih dibandingkan dengan yang lain pada umumnya. Dia diberikan sesuatu yang berbeda  pada mentalnya.
Berulang kali Ibuknya menyuruh mbaknya untuk jangan dekat-dekat dengan pemanggang. Rupanya ibunya menyerah dan bercerita kepada abah bakso kalau memang susah jika disuruh mendengar perintah ibunya. Abah tukang bakso juga sampai mengatakan dengan halus dan memegang lengannya supaya mau mundur. Tapi rupanya belum berhasil pula. Dia tetap diam tak menjawab sepatah kata pun. Akhirnya ibuknya membelikan bakso bakar 2 tusuk. Setelah sekian lama dia berdiri dekat pemanggang, dia akhirnya menyerah dan memilih untuk duduk juga. Tatapan matanya benar-benar kosong. Dia bahkan memandang sesuatu seperti halnya orang melamun. Aku melihat ibuknya membelai rambut anaknya penuh hangat sambil menangis. Entah ibunya merasa sedih karena melihat anak-anak seusia anaknya yang banyak sedang mengantri atau kah sedih karena anaknya tidak menururti perkataannya, aku pun kurang tahu. Aku lihat ibuknya jika dilihat dari penampilannya bukanlah orang yang kaya. Aku lihat sepertinya orang yang sangat sederhana. Aku yang dari tadi diam-diam memperhatikannya pun turut ikut mau menangis. Betapa harunya aku dan salut dengan ibuknya. Bayangkan ibu yang mengasuh dari kecil tak pernah lelah sekalipun untuk merawat anaknya dengan keterbatasan dan kelebihan yang mbaknya miliki. Aku jadi ingat ibukku. Betapa hebatnya ibu-ibu di dunia yang rela melakukan apapun demi kebahagian seorang anaknya. Rela berjuang panas-panasan mengais rezeki, rela bangun pagi demi membuat sarapan untuk anak dan suaminya, rela tidur paling akhir karena menemani anaknya belajar. Oh ibu, engkau yang selalu memberikan kenyamanan kepadaku kapanpun, dimanapun. Kasih ibu sepanjang masa tiada tara. Oh ibu, aku sangat bangga padamu. Meskipun terkadang aku menyusahkanmu bahkan membuat marah padamu, tapi pernahkah kau marah yang sebenarnya kepadaku ? tak bisakah kau marah ibu? Ibu.. meskipun aku belum bisa membayar kebaikanmu, setidaknya aku sedang berusaha belajar sebagaimana agar aku menjadi orang yang seperti ibu dan menjadi anak yang berbakti kepadamu.

          Teruntuk mbaknya yang kutemui tadi. Tetap semangat ya mbak!. Mbak bagiku sangatlah hebat. Allah mencintaimu mbak. Allah selalu ada buat mbak. Bagiku semua manusia sama mbak, tak ada yang membedakan baik itu derajat atau pangkatnya. Kebaikan seseorang itu terpancar dari hati bukan dari fisik. Setiap manusia diciptakan menjadi ketidaksempurnaan dalam kesempurnaan. So, jangan malu dan terus mengeluh dengan kekurangan yang kau miliki. Bersyukur adalah hal yang harus kau lakukan. Di balik kekurangan yang kau miliki, ada banyak potensi yang kau miliki. Jadilah dirimu sendiri. Good night 😁